Karya Tulis:Resensi Novel "Menerjang Batas"





Judul Buku : Menerjang Batas
Pengarang : Estu Ernesto
Penerbit : Bogalakon Production
Tahun Terbit : 2011
Tebal Buku : 246 halaman
ISBN : 978-602-19719-0-1


Itulah sinopsis dari novel yang baru saja saya baca, Menerjang Batas, sebuah novel karya jurnalis Estu Ernesto, menceritakan tekad seorang ayah pada putranya atas keyakinannya pada sepakbola agar putranya bisa menjadi pemain hebat yang akan membuat tanah airnya bangga. Novel ini menceritakan banyak hal menarik, diantaranya kesuksesan Indonesia menjadi Juara Asia, dan yang paling anyar yaitu keikutsertaan Indonesia di Piala Dunia 2014! Pinggirkan dulu pertanyaan dari ketidaknyataan cerita dari novel ini. "Jika Hollywood mampu membuat Amerika menang di perang Vietnam atau sanggup menumpas alien yang datang ke bumi lewat film, maka lewat medium seni modern inilah saya meloloskan Indonesia ke Piala Duni."ujar Andibachtiar -sutradara film adapatasian novel ini- pada wartawan. Kelolosan Indonesia tidak begitu saja, Estu mampu membuat tatanan sejarah fiktif bercampur beberapa data fakta sehingga proses itu terasa seperti nyata.
Novel ini seolah mewakili mimpi seluruh rakyat Indonesia, Estu mengemasnya dengan menarik, mengikuti jejak cerita hidup Edi Baskoro muda, melahirkan anak yang dia ingin jadi pemain bola nantinya, sampai kedewasaan Gabriel anaknya yang sanggup membawa harum nama Indonesia. Banyak hal yang dilalui Edi, suka duka kehidupan, dan Estu juga membuat cerita ini tak sekedar dilihat dari sudut pandang Edi seorang. Estu juga dengan gagah menceritakan sejarah sepakbola yang dia pikirkan lewat proses panjang, kegagalan di Pra-Piala Dunia 1986, Juara SEA Games 1987 dan 1991, proses munculnya kompetesi Indonesia yang setara kualitasnya dengan J-League, sampai kiprah sukses di Piala Asia 2004 dan kelolosan ke Piala Dunia 2014. Prosesnya yang penuh dengan hubungan sebab akibat. Bayangkan, Indonesia memiliki pemain yang berlaga di Eropa, diantaranya Rochi Putiray yang dipinjam Auxerre, Bambang Pamungkas berain untuk Fiorentina sebelum ditransfer ke Borussia Dortmund, Elie Aiboy yang pernah bermain untuk Sochaux Prancis, Ahmad Bustomi di Schalke 04. Cristian Gonzales top scorer klub Spanyol, Real Mallorca, sampai Rudd Gullit yang menjadi pelatih Timnas Indonesia. Ini semua keunggulan buku ini. Lelucon yang dihadirkan dalam buku ini cukup membuat kita tertawa atau setidaknya bibir tersungging, tak banyak memang. Buku ini pun tak terlalu mementingkan unsur sastranya, sehingga setiap kata dalam buku ini tampil apa adanya dan terkesan komunikatif, tidak memberatkan pembaca awam untuk memahami setiap maksud yang disampaikan penulis.

Tak Ada Gading Yang Tak Retak. Dibalik banyak keunggulan yang dimiliki buku ini, saya menemukan beberapa hal mengganjal dalam buku ini, dianataranya: pada halaman 206, Estu menulis dalam susunan skuad Timnas untuk Ujicoba bulan September ada nama, Bambang Pamungkas, namun beberapa kalimat sesudah itu ditulis bahwa klub Bambang tak bersedia melepasnya untuk bergabung dengan Timnas pada bulan September. lalu pada halaman 214, dalam kalimat, ""Final Piala AFF 2010 digelar. Indonesia bertemu Malaysia yang sukses membungkam Thailand..." padahal dalam beberapa kalimat sebelumnya dijelaskan bahwa Indonesia satu grup dengan Thailand, Malaysia dan Laos. Jadi mungkin beberapa pembaca mengartikan bahwa Malaysia mengalahkan Thailand di Semifinal bukan saat di grup.


Buku ini sangat bagus untuk dibaca karena buku ini sangat inspirati dan seperti saya katakan bahwa buku ini bentuk harapan dan impian rakyat Indonesia. Biarlah krisis melanda sepakbola negeri ini, namun buku Menerjang Batas ini tampil dengan caranya sendiri, setidaknya memberi sentilan bagi para elit sepakbola negeri ini, bahwa inilah yang dicita-citakan bangsa Indonesia.


By:Rizki Ramadhan

Posting Komentar