
Oleh: Maukuf, S.Pd. M.Pd.
Beberapa saat lalu kita telah belajar tentang bagaimana nabi Ibrahim
AS dalam hidupnya, saat ini pula, saudara kita seiman dan se Islam telah
menjalankan syariat nabiyullah Ibrahim AS, haji di tanah suci Mekah,
tentu sudah seharusnya kita mengambil banyak pelajaran dalam kehidupan
nabi Ibrahim, di mana di sana terdapat sebuah proses pendidikan karakter
yang sangat luar bisa, terbukti dengan di akuinya syari’at-syari’at
yang di ajarkan oleh Ibrahim masih di jalankan oleh umat muslim di
seluruh dunia sampai hari ini bahkan sampai akhir kelak.
Kehidupan nabi Ibrahim AS menjadi fenomenal di karenakan karakter
mulia yang di ajarkan kepada istrinya Hajar dan anaknya Ismail. Sebuah
tolok ukur keluarga yang di dambakan oleh umat manusia di zaman sekarang
ini, namun hampir semua masyarakat dunia, khususnya masyarakat
Indonesia lupa terhadap karakter apa yang harus di bangun, dari mana
mulai di bangun dan kapan harus mulai di bangun? Alhasil pendidikan
karakter hari ini di bangsa kita, layaknya riuh suara di telan malam
yang tiada maknanya.
Mengkaji model pendidikan karakter zaman Ibrahim menjadi sebuah
keharusan bagi kita, karena kita para perindu karakter mulia, karena
kita adalah pemangku kepentingan terhadap karakter (akhlaq) yang
meyakini bahwa dengan karakter akan mampu melepaskan resah terhadap
pergaulan bebas anak-anak kita, karakter mulia yang mampu memberikan
jaminan ketenangan, kebahagiaan bagi kita semua baik dalam pergaulan
sehari-hari dan dalam kehidupan anak-anak yang lebih manusiawi.
Dalam sejarah, Ibrahim AS mengajarkan karakter kesabaran yang tidak
dapat di tandingi oleh manusia sejak Adam AS sampai Muhammad SAW, potret
kehidupannya menggambarkan kepada kita bahwa Ibrahim memiliki karakter
Sabar yang sungguh mulia dan besar, terbukti dengan kesabarannya ia
mampu melewati tantangan dan rintangan yang demikian beratnya.
Kesuksesan Ibrahim dalam Membangun keluarganya disebabkan oleh
Karakter Sabar yang dimiliki oleh Ibrahim, sabar tersebut di pengaruhi
oleh faktor kepercayaan, Percaya kepada Allah SWT atas semua
perintahNya. Bahwa setiap perintah Allah penuh dengan kebaikan terhadap
dirinya dan umat manusia.
Kesabaran Ibrahim tergambar saat ia menanti buah hati dalam waktu
cukup lama, dan di saat ia mendapatkan Ismail buah hati yang telah lama
di nanti, Allah memerintahkan Ibrahim untuk membawa istrinya Hajar di
tengah padang pasir yang tandus, kemudian Ibrahim meninggalkan Hajar dan
Ismail dengan bekal sekantong korma dan sekantong air.
Di saat itu jelas bagi kita semua, terdapat Quantum Karakter yang
kita bisa petik, perhatikan karakter apa yang kita bisa ambil pada
peristiwa tersebut? Di saat Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail, Hajar
berkata, ‘wahai Ibrahim, kenapa engkau meninggalkan kami ditempat yang
sepi dan tandus ini? Ibrahim tak mampu menjawab ia terus berjalan
membelakangi Hajar, sembari Ibrahim meneteskan air matanya, lalu hajar
bertanya lagi, Ibrahim kenapa engkau meninggalkan kami hanya dengan
bekal kurma dan air yang sangat sedikit? Ibrahim pun, tak menatap ke
hajar dan Ibrahim, karena tak sunggup, air mata Ibrahim terus terjatuh,
lalu Hajar bertanya, wahai Ibrahim, apakah ini atas perintah Tuhanmu dan
Tuhanku? Lalu ia berbalik dan menganggukkan kepala tanpa bersuara’,
karena tak sanggup berkata-kata.
Perhatikan apa yang di sampaikan oleh Hajar, ‘wahai Ibrahim jika ini
perintah Tuhanmu dan Tuhanku, maka pergilah, Allah tidak akan pernah
menyia-nyiakan hambanya yang Taat’ , subhanallah, sungguh luar biasa,
Hajar menjadi contoh seorang istri yang memiliki karakter mulia,
memiliki keyakinan yang benar terhadap Tuhannya, yaitu berprasangka baik
terhadap Tuhannya, dan Hajar mencerminkan bagi kita adalah istri yang
tangguh dan pemberani.
Tak kalah luar biasa, karakter yang dimiliki Ismail, ia adalah anak
yang sayang dan taat kepada ayah dan ibunya, perhatikan apa yang terjadi
saat Ismail bertemu dengan Ibrahim ayahnya, Ismail langsung mendekap
ayahnya, lalu Ismail mengajak Ibrahim ayahnya bermain-main, seolah-olah
mereka tidak pernah berpisah, padahal ia telah berpisah sampai belasan
tahun, ternyata Hajar ibundanya Ismail selalu menceritakan tentang
kebaikan-kebaikan Ibrahim kepada Ismail, sebuah proses pendidikan yang
tidak pernah putus dilakukan oleh Hajar, walaupun hanya seorang diri.
Dari proses pendidikan yang dilakukan oleh Hajar, Ismail menunjukkan
ketaatannya kepada orang tuanya, di saat Ibrahim mengabarkan bahwa
Ismail akan disembelihnya, Ismail berkata ‘wahai ayah, jika itu atas
perintah Tuhanmu, maka lakukanlah, engkau akan mendapatkanku dari
golongan orang yang sabar’, anak yang baru berjumpa dengan ayahnya,
kemudian ia akan disembelih oleh ayahnya, Ismail taat dan yakin atas apa
yang akan dilakukan ayahnya.
Hal tersebut menggambarkan kepada kita, bahwa Ibrahim dengan
karakter Sabar dan keyakinannya yang tinggi kepada Allah, Ia bisa
mendidik Hajar istrinya menjadi istri yang tangguh dan pemberani,
Ibrahim juga mampu mengajarkan karakter taat kepada anaknya Ismail,
sungguh Quantum (lompatan) Karakter pada keluarga Ibrahim, sangat kita
dambakan saat ini, untuk membangun pribadi-pribadi penyabar, pemberani,
tangguh, taat pada orangtua dan pada segala perintah Allah, karena
karakter-karakter tersebut akan mampu menghadirkan kebahagiaan,
ketenangan di dunia dan akhirat, seperti Ibrahim, Hajar dan Ismail.
Semoga kita sebagai seorang pemuda, ayah bisa belajar dari Ibrahim
dan bisa menjadi Ibrahim masa kini, buat ibunda, calon ibu dan para
muslimah, semoga bisa menjadi Siti Hajar yang tangguh dan pemberani
serta menjadi guru di rumah, Buat saudaraku semoga bisa belajar dari
Ismail, yang taat pada Allah, Rasulullah dan taat pada orang tua, serta
semoga yang telah berhaji dan para jamaah haji yang baru pulang, bisa
membawa karakter-karakter Ibrahim dan mampu meneladankan
karakter-karakter Ibrahim di rumah, ditempat kerja dan di masyarakatnya.
Semoga bermanfaat,
Salam Pendidikan.
Salam Pendidikan.
*Penulis adalah Aktivis dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
Sumber: http://www.dakwatuna.com
by Gudang Ilmu
Senin, 10 Februari 2014

